Menghormati Pejalan Kaki

Sudah menjadi tren di jalanan, bahwa pengguna kendaraan di jalan raya harus menghormati pejalan kaki. Dengan maraknya slogan-slogan tersebut (sebetulnya sudah sedari dulu dipromosikan), pengguna jalan raya pun berhati-hati dan ekstra sabar dalam menyetir. Namun hari ini ternyata kesabaran saya sedang diuji (*sebetulnya sedang ekstra ujian dah!). Ceritanya gini, di perempatan jalan kolonel atmo-pasaraya JM (depan Bank Mandiri), ada dua tanda lampu merah dari arah JM (persis depan Bank Mandiri). Satu untuk belok kanan dan satu untuk jalan lurus. Bila jalan lurus sedang hijau maka yang belok kanan akan merah, namun ketika yang belok kanan hijau maka yang lurus tetap ikut hijau. Nyaris saja saya menabrak orang ketika kedua lampu tidak sama hijau. Karena baris paling kanan ada mobil yang berhenti, saya dengan kesadaran penuh tancap gas melewati lampu hijau buat jalan lurus, dan di sanalah tragedi terjadi sodara-sodara. Sekali lagi! saya berteriak dari atas my blue clues ku. “woy mbak, liat-liat lampunya dong!” astaghfirullah…. jantung ini rasanya mau keluar dari rongganya, dan kepalaku berdenyut, nyut-nyut-nyut, gimana coba kalau sampai ketabrak. Eh, si mbak-mbak malah bales neriakin saya. Ah, dasar pejalan kaki sombong banget. Di satu sisi menyuruh pengguna kendaraan menaati peraturan, tapi dia sendiri ga menjalankan kewajibannya.

10 thoughts on “Menghormati Pejalan Kaki

  1. ehehe… klo aku ndah, pake gaya yg lebih kalem, penceeeeet klakson kenceng2, trus tu geleng2 kepala *ahahahha kalem dari hongkong itu 😆

Leave a reply to Ayam Cinta Cancel reply